Ads
Ads2

Malaikat Sempat Menangis Saat Mencabut Nyawa Seorang Wanita, Bagaimanakah Kisahnya...

mati

Malaikat maut pernah menangis waktu mencabut nyawa seorang perempuan  . Kisahnya yg mengharukan dicantumkan dalam tadzkirah oleh imam qurthubi.

“saya sempat menangis ketika mencabut nyawa seseorang perempuan  ,” istilah malaikat maut. “ketika itu beliau baru saja melahirkan pada padang pasir. Aku  menangis saat mencabut nyawanya sebab mendengar bayi tadi menangis dan  tak ada seseorang pun terdapat pada sana.”

Baca Juga

Tanpa sepengetahuan malaikat maut, sebab beliau hanya ditugaskan untuk mencabut nyawa, allah subhanahu wa ta’ala lantas menyelamatkan bayi itu menggunakan caranya hingga kemudian beliau tumbuh besar  serta menjadi seseorang ulama yg dicintainya.

Dalam riwayat lainnya diceritakan kisah yg tidak sama. Malaikat maut ditugaskan mencabut nyawa seorang wanita yg tenggelam di sungai. Yang membikinnya menangis, wanita itu mempunyai 2 anak yang permanen kecil. Ke 2 anak itu tidak ditakdirkan tewas jadi mereka selamat hingga ke tepian, bahkan malaikat maut ikut menolongnya menepi.
Menyaksikan 2 anak yg permanen mungil tersebut, malaikat maut menangis karena beliau wajib  mencabut nyawa ibunya. Mereka bakal menjadi anak-anak sebatang kara.

Tahun demi tahun berlalu, dua anak itu akhirnya tumbuh dewasa. Dan  menggunakan biar   allah, ke 2 anak itu sama-sama sebagai raja di 2 daerah yg tidak sama.
Kita tidak sempat tahu kapan malaikat maut bakal tiba mencabut nyawa. Satu yang absolut, tidak bakal terdapat yg mampu memajukan serta menahan kematian

Sesaatpun waktu allah telah menetapkan waktunya.
وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ


Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka Bila telah tiba waktunya mereka tidak mampu mengundurkannya barang sesaatpun dan  tidak mampu (juga) memajukannya. (qs. Al a’raf: 34)

قُلْ لَا أَمْلِكُ لِنَفْسِي ضَرًّا وَلَا نَفْعًا إِلَّا مَا شَاءَ اللَّهُ لِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ إِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ فَلَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ


Katakanlah: “aku  tidak berkuasa mendatangkan kemudharatan serta tidak (pula) kekegunaaanan terhadap diriku, melainkan apa yg dikehendaki allah”. Tiap-tiap umat mempunyai ajal. Jika sudah datang ajal mereka, maka mereka tidak bisa mengundurkannya barang sesaatpun dan  tidak (juga) mendahulukan(nya). (qs. Yunus: 49)

وَلَنْ يُؤَخِّرَ اللَّهُ نَفْسًا إِذَا جَاءَ أَجَلُهَا وَاللَّهُ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ


Dan  allah sekali-kali tidak bakal menangguhkan (kematian) seseorang Jika telah tiba waktu kematiannya. Serta allah maha mengetahui apa yg kalian kerjakan. (qs. Al munafiqun: 11)
Bahkan meskipun malaikat maut iba pun, faktor itu takkan menahan kematian yang telah dijadwalkan oleh allah subhanahu wa ta’la.

Tetapi, kami juga tidak boleh terlalu takut dengan masa depan anak-anak serta keturunan kita. Mereka nasib, tumbuh dan  besar  bukanlah karena kami tetapi atas kehendak allah subhanahu wa ta’ala. Semacam kisah pada atas, bahkan ditinggal oleh orangtuanya sekalipun, allah yang bakal menjaga mereka.

Yg justru butuh kami persiapkan dan  lebih kami perhatikan merupakan bekal kami menghadapi kematian. Siapkah kami menghadapi alam barzakh. Siapkah kami menghadapi hari kebangkita. Siapkah kami menghadapi yaumul hisab ketika semua amal kami dibuka di hadapan semua makhluk. Telahkah kami memikirkan, seandainya malaikat maut datang menggunakan cara datang-datang terhadap kita, di mana rumah kami nantinya; nirwana alias neraka?.
Sumber [Kisahhikmah.Com]

Related Posts

Tidak Ada Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel