Inilah Kepercayaan Dari Fatwa Syiah Yang Paling Berbahaya
Sunday, 28 January 2018
Add Comment
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,
Salah satu diantara aqidah syiah yang paling berbahaya yakni kepercayaan taqiyah. Taqiyah dalam anutan syiah yakni upaya berbohong dalam rangka menyembunyikan jati diri ketika dalam kondisi Syiah minoritas. Baik untuk tujuan menjaga diri dari gangguan luar atau untuk menjadikan kesamaran di tengah masyarakat tentag hakekat syiah atau untuk menyudutkan lawan syiah.
Taqiyah dilakukan dengan cara menampakkan sesuatu berbeda dengan apa yang ada dalam hatinya. Ungkapan lainnya artinya nifaq dan menipu, sebagai perjuangan mengelabui atau mengecoh manusia. Dengan bahasa yang lebih ringkas, taqiyah hakikatnya yakni berdusta.
(Simak keterangan Muhammad Jawad Mughniyah, dalam bukunya As-Syiah fil Mizan).
Taqiyah, Rukun Penting dalam Agama Syiah
Taqiyah menjadi anutan penting dalam agama Syi’ah. Para tokoh syiah membuat banyak sekali riwayat dusta atas nama ahlul bait, untuk memotivasi umat Syiah biar melakukan taqiyah. Taqiyah mereka jadikan prinsip hidup yang tidak terpisahkan dalam anutan syiah. Berikut beberapa riwayat dusta atas nama ahlul bait, perihal pentingnya Taqiyah,Pertama, taqiyah bab dari agama
Keterangan Al-Kulaini, tokoh syiah ini meriwayatkan dari Ja’far As-Shadiq,
التقية من ديني ودين آبائي ولا إيمان لمن لا تقية له
“Taqiyah bab dari agamaku dan agama bapak-bapakku. Tidak ada iman bagi orang yang tidak melaksanakan taqiyah.”
Dia juga meriwayatkan dari Abdullah bin Ja’far,
إن تسعة أعشار الدين في التقية , ولا دين لمن لا تقية له
“Sesungguhnya sembilan persepuluh (90%) bab agama yakni taqiyah. Tidak ada agama bagi orang yang tidak melaksanakan taqiyah.”
[Ushul Al-Kafi 2/217, Biharul Anwar 75/423, dan Wasail Syiah 11/460].
Kedua, taqiyah merupakan budpekerti paling mulia
Keterangan At-Thusi. Dalam bukunya Al-Amali, dia meriwayatkan dari Ja’far,
ليس منا من لم يلزم التقية , ويصوننا عن سفلة الرعية
“Bukan bab dariku, orang yang tidak menekuni taqiyah, dan tidak melindungi kami dari rakyat jelata.”
Kemudian dalam Al-Ushul Al-Ashliyah, At-Thusi juga meriwayatkan dari Imam Al-Baqir, bahwa dia ditanya, ‘Siapakah insan yang paling sempurna?’ Jawab Imam Al-Baqir,
أعلمهم بالتقية … وأقضاهم لحقوق إخوانه
“Orang yang paling tahu perihal taqiyah.. dan yang paling tepat dalam menunaikan hak saudaranya.”
Juga diriwayatkan dari Al-Baqir,
أشرف أخلاق الأئمة والفاضلين من شيعتنا استعمال التقية
“Akhlak paling mulia dari para imam dan orang-orang penting dari kelompok kami yakni melaksanakan taqiyah.”
Kemudian, dalam kitab Al-Mahasin, dari Habib bin Basyir, dari Abu Abdillah,
لا والله ما على الأرض شيء أحب إلي من التقية، يا حبيب إنه من له تقية رفعه الله يا حبيب من لم يكن له تقية وضعه الله
“Demi Allah, tidak ada di muka bumi ini, sesuatu yang lebih saya cintai melebihi taqiyah. Wahai Habib, orang yang melaksanakan taqiyah, Tuhan akan angkat derajatnya. Wahai Habib, siapa yang tidak melaksanakan taqiyah, akan Tuhan rendahkan.”
Ketiga, taqiyah hukumnya wajib, meninggalkan taqiyah = meninggalkan shalat
Tokoh Syiah Ibnu Babawaih mengatakan,
اعتقادنا في التقية أنها واجبة من تركها بمنزلة من ترك الصلاة
“Keyakinan kami perihal taqiyah, bahwa taqiyah itu wajib. Siapa yang meninggalkan taqiyah, ibarat orang yang meninggalkan shalat.” (Al-I’tiqadat, hlm. 114).
Untuk mendukung keterangannya, dia tidak malu untuk berdusta atas nama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, dengan menyantumkan hadis palsu,
تارك التقية كتارك الصلاة
“Orang yang meninggalkan taqiyah, sama dengan orang yang meninggalkan shalat.”
[Simak Jami’ Al-Akhbar, hlm. 110 dan Bihar Al-Anwar, 75/412]
Ketika Bohong Menjadi Prinsip Agama
Apa yang sanggup anda simpulkan, ketika bohong kebiasaan hidup seseorang atau menjadi prinsip hidup seseorang. Anda tentu yakin, orang ini akan selalu diwaspadai oleh rekan dan lingkungannya. Karena dia sanggup menipu siapapun, kapanpun dan di manapun.Bagi syiah, taqiyah (baca: berbohong) tidak semata menjadi prinsip hidup. Lebih dari itu, mereka meyakini, taqiyah merupakan amal sholeh yang menjadi sumber pahala. Berbohong demi syiah mereka anggap sebagai amal ibadah mulia yang akan meningkatkan derajatnya.
Mereka sanggup mempunyai 1000 wajah untuk mengelabuhi masyarakat perihal siapakah sejatinya syiah. Mereka sanggup berdusta dan berbohong, kapanpun dan dimanapun, demi pencitraan syiah. Mereka sanggup berbohong untuk membangun opini positif di mata publik perihal Iran. Mereka tidak segan berdusta, untuk menarik simpati kaum muslimin terhadap syiah. Mereka sanggup berdusta untuk membuat kesan, syiah yakni kelompok minoritas yang tertindas. Mereka juga tidak segan berdusta, menampakkan perlawanan terhadap Zionis yahudi di mata dunia, meskipun sejatinya mereka sendiri ibarat yahudi.
Siapa sasarannya?
Tentu saja bukan kepada sesama syiah. Bohong ini mereka arahkan kepada kelompok yang mereka anggap sebagai musuh besar syiah, yaitu kaum muslimin ahlus sunnah wal jamaah. Kami, anda, dan seluruh kaum muslimin yang bukan syiah yakni sasaran utama kebohongan taqiyah itu.
Itulah yang menjadi landasan Khomaini untuk memobilisasi masa. Dia menekankan kepada para pengikutnya, kaum muslimin selain syiah sama sekali tidak mempunyai kehormatan, layaknya orang kafir. Menipu mereka atau bahkan menumpahkan darah mereka yakni tindakan mulia yang layak dilakukan semua orang syiah.
Dalam bukunya Al-Makasib Al-Muharramah, Khomaini mengatakan,
فلا شبهة في عدم احترامهم، بل هو من ضروري المذهب كما قال المحققون، بل الناظر في الأخبار الكثيرة في الأبواب المتفرقة لا يرتاب في جواز هتكهم والوقيعة فيهم، بل الأئمة المعصومون أكثروا في الطعن واللعن عليهم، وذكر مساويهم… والظاهر منها جواز الافتراء والقذف عليهم.
“Tidak ada lagi keraguan, bahwa mereka (ahlus sunah), tidak mempunyai kehormatan. Bahkan itu bab prinsip penting dalam madzhab syiah, sebagaimana yang disampaikan ulama. Orang yang mempelajari banyak sekali riwayat yang banyak dalam banyak sekali kajian yang berbeda, tidak akan ragu perihal bolehnya merusak mereka dan menyakiti mereka. Bahkan para imam maksum, sangat sering mencela, melaknat, serta menghina mereka (ahlus sunah)….dan yang zahir, boleh membuat kedustaan dan melemparkan kedustaan kepada mereka”
[Al-Makasib Al-Muharramah, Al-Khumaini, Muassasah Ismailiyan, cet. Ketiga, 1410 H. Jilid 1, hlm. 251 – 252].
Hal yang sama juga disampaikan Al-Khou’i – salah satu tokoh syiah yang sangat membenci ahlus sunah – ,
… وأما هجو المخالفين أو المبدعين في الدين فلا شبهة في جوازه؛ لأنه قد تقدم في مبحث الغيبة، أن المراد بالمؤمن هو القائل بإمرة الإثني عشر (عليهم السلام)، … ومن الواضح أن ما دل على حرمة الهجو مختص بالمؤمن من الشيعة، فيخرج غيرهم عن حدود حرمة الهجو موضوعاً…. أنه قد تقتضي المصلحة الملزمة جواز بهتهم والإزراء عليهم، وذكرهم بما ليس فيهم افتضاحاً لهم، والمصلحة في ذلك استبانة شؤونهم لضعفاء المؤمنين، حتى لا يغتروا بآرائهم الخبيثة
“Menghina kaum yang menyimpang atau para pelaku bid’ah dalam agama (ahlus sunah), tidak samarnya, hukumnya boleh. Sebagaimana pembahasan ghibah yang telah lewat, bahwa yang dimaksud orang mukmin yakni mereka yang mengikuti prinsip kepemimpinan imam dua belas ‘alaihimus salam,… dan sangat jelas, dalil yang memperlihatkan larangan menghina, hanya tertuju kepada orang syiah yang beriman.
Sehingga tidak termasuk selain syiah, mereka di luar batas larangan penghinaan.… Berdasarkan tuntutan kemaslahatan yang kuat, boleh memfitnah mereka, melemparkan kedustaan kepada mereka, menyebutkan kesalahan yang tidak mereka lakukan, untuk mempermalukan mereka. Bentuk maslahat dalam hal ini yakni membeberkan keadaan jelek mereka, mengingat kaum muskminin (baca: Syiah) masih lemah. Sehingga syiah yang lemah iman ini tidak tertipu dengan pemikiran jelek mereka…”
[Misbah Al-Faqahah, Al-Khou’i, penerbit Al-Ilmiah, Qom, cet. Pertama, jilid 1, hlm. 700 – 701].
Allahul musta’an, ibarat itulah kebencian mereka terhadap kaum muslimin. Berlindunglah kepada Allah, biar anda tidak menjadi salah satu korban kekejaman mereka.
Peringatan Ulama perihal Kedustaan Syiah
Memahami kenyataan prinsip taqiyah, para ulama kaum muslimin semenjak masa silam telah mengingatkan penipuan mereka. Mereka menolak informasi dari syiah, alasannya yakni mempunyai sifat dasar: pembohong. Berikut pernyataan mereka,1. Keterangan Imam Malik
Asyhab – ulama Malikiyah – mengatakan,
سئل مالك عن الرافضة ؟ قال لا نكلمهم ولا نروي عنهم فإنهم يكذبون
“Imam Malik ditanya perihal rafidhah (syiah). Jawaban beliau: “Kami tidak mau bicara dengan mereka, tidak meriwayatkan dari mereka, alasannya yakni mereka suka berdusta.”
2. Keterangan Imam As-Syafii
Diriwayatkan oleh Harmalah – salah satu murid Imam As-Syafii –,
سمعت الشافعي يقول لم أر أشهد بالزور من الرافضة
“Saya mendengar As-Syafii mengatakan, ‘Saya belum pernah mengetahui ada kelompok yang paling gampang berdusta melebihi rafidhah (syiah).”
3. Yazid bin Harun Al-Wasithi – salah satu ulama tabi’ tabiin – mengatakan,
يكتب عن كل صاحب بدعة إذا لم يكن داعية إلا الرافضة فإنهم يكذبون
[Simak 3 keterangan di atas dalam An-Nukat ‘ala Muqadimah Ibnu Sholah, Az-Zarkasyi, 3/399 dan Tadribur Rawi, As-Suyuthi, 1/327].
4. Syarik bin Abdillah – seorang Qadhi Kufah di zaman Imam Abu Hanifah – mengatakan,
أحمل العلم عن كل من لقيت إلا الرافضة فإنهم يضعون الحديث ويتخذونه دينا
“Saya menimba ilmu (hadis) dari setiap orang yang saya jumpai, kecuali rafidhah (syiah). Karena mereka memalsu hadis dan menjadikannya sebagai aturan agama.” (Tadribur Rawi, As-Suyuthi, 1/327).
5. Bahkan hanya sebatas mencela sahabat, hadisnya sudah dilarang diterima, alasannya yakni diduga syiah. Itulah kehati-hatian yang dilakukan Ibnul Mubarok – gurunya Imam Bukhari –, dia mengatakan,
لا تحدثوا عن عمرو بن ثابت فإنه كان يسب السلف
“Janganlah kalian mengambil hadis dari Amr bin Tsabit. Karena dia melaknat para sahabat.” (Tadribur Rawi, As-Suyuthi, 1/327).
6. Syaikhul Islam mengatakan
وقد اتفق أهل العلم بالنقل والرواية والإسناد على أن الرافضة أكذب الطوائف والكذب فيهم قديم ولهذا كان أئمة الإسلام يعلمون امتيازهم بكثرة الكذب
“Para ulama sepakat, menurut nukilan, riwayat, dan sanad, bahwa rafidhah (syiah) yakni kelompok paling pendusta. Dan dusta bagi mereka, ada semenjak masa silam. Karena itu, para ulama islam mengenal ciri khas mereka dengan banyaknya berdusta.” Selanjutnya, Syaikhul Islam menyebutkan beberapa riwayat di atas. (Minhaj As-Sunah An-Nabawiyah, 1/59).
7. Keterangan lainnya dari Ibnu Hazm, dalam karyanya perihal firqah dan kelompok-kelompok yang menisbahkan dirinya kepada islam,
… إنما هي فرق حدث أولها بعد موت النبي صلى الله عليه وسلم بخمس وعشرين سنة …وهي طائفة تجري مجرى اليهود والنصارى في الكذب والكفر
Rafidhah (syiah) yakni kelompok yang pertama kali muncul 25 tahun sehabis meninggalnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam… dan itulah kelompok yang sangat persis denga Yahudi dan Katolik dalam hal berdusta dan melaksanakan kekufuran. (Al-Fashl fi Al-Milal wa Al-Ahwa wa An-Nihal, Ibnu Hazm, 1/176).
Atas Nama Ahlul Bait
Selanjutnya anda sanggup menilai klaim mereka sebagai pengikut ahlul bait. Anda sanggup menilai kebenaran ratifikasi mereka sebagai pemilik riwayat dari Ahlul Bait.1. Mungkinkah ahlul bait mengajarkan kawin kontrak (nikah mut’ah) yang sama sekali tidak berbeda dengan zina?
Sebagai rujukan penilaian, anda sanggup simak aturan nikah mut’ah dan tarifnya di Iran:
2. Mungkikah ahlul bait mengajarkan kaum muslimin untuk melaknat Abu Bakar, Umar, Utsman, A’isyah, dan istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lainnya?
Sebagai rujukan penilaian, anda sanggup pelajari:
4. Mungkinkah ahlu bait mengajarkan kultus kepada para Imam, dan orang shaleh. Sampai memposisikan mereka layaknya Tuhan.
5. Dan mungkinkah ahlul bait mengajarkan umat untuk rajin berdusta?? Sehebat apapun penipu, dia tidak akan pernah mau ditipu.
Masih ada segudang keyakinan aneh syiah, yang dia klaim sebagai anutan ahlul bait. Anda sanggup pelajari di:
- www.hakekat.com
- www.syiahindonesia.com
Penjelasan Syiah lebih Ilmiah?
Karena itu, sungguh aneh ketika ada orang yang menjadikan keterangan syiah sebagai rujukan yang dihargai. Bagaimana mungkin, pendusta dan pembohong sanggup menjadi rujukan dalam informasi. Terlebih di ketika animo ketegangan antara kaum muslimin dan kelompok syiah.Lebih menyedihkan lagi, ketika ada orang yang tertipu dan menganggap keterangan tokoh syiah lebih ilmiah. Anda boleh geleng kepala… bohong, dianggap ilmiah. Sayangnya, mereka yang tertipu dengan kebohongan syiah kebanyakan dari kalangan civitas akademik universitas-universitas ‘islam’ (dalam tanda kutip) di Indonesia.
Sebagai contoh, anda sanggup saksikan, bagaimana upaya pembelaan mereka terhadap kekejaman pemerintahan Basyar, yang membantai kaum muslimin Suriah.
Beberapa klaim yang sering kita dengar, yang mengunggulkan syiah,
1. Syiah penganut ahlul bait
2. Sunni mendapat riwayat dari sahabat, dan syiah mendapat riwayat dari ahlul bait
3. Iran musuh besar Amerika & Zionis Yahudi
4. Iran mempunyai bom nuklir yang membuat Amerika & Zionis Yahudi gentar
5. Iran & Syiah, musuh barat – pembebas palestina
6. Iran negera islam makmur & berperadaban
7. Iran pemimpin peradaban islam dunia
8. Perjuangan sang revolusioner ayatollah Khumaini
9. Ahmadi Nejad, pemimpin muslimin dunia yang rendah hati
10. Al-Quran kita sama
Dan sejuta klaim lainnya. Namun sayang, banyak orang yang rela untuk jadi korban kedustaan mereka. Semoga kita tidak termasuk…
Kang Jalal Berdusta
Jika anda mendengar kalimat ini maka benarkanlah. Tokoh sentral syiah indonesia ini, sering sekali menukil dalil atau keterangan ulama dengan cara serampangan. Tidak lain, dalam rangka mengelabuhi masyarakat perihal hakekat syiah. Sekalipun harus memlintir ayat Al-Quran atau hadis, atau keterangan ulama. Yang penting, syiah menang.Anda sanggup simak beritanya di:
Sudah saatnya anda buang jauh-jauh gambaran orang ini, biar anda tidak termasuk korban penipuannya.
Buku-buku Syiah
Pernahkah anda mendapat buku syiah dijual bebas di pasaran? Pernahkah anda membeli rujukan orisinil syiah beredar di toko-toko buku? Bagian ini yang mungkin sering kita lupakan. Mengapa mereka begitu merahasiakan buku-buku dan rujukan orisinil mereka? Informasi dari beberapa rekan yang ingin mencari fakta, merasa kesulitan untuk mendapat buku orisinil karya ulama-ulama syiah Iran. Itulah perilaku pribadi Iran. Dia jauh lebih tertutup dibandingkan Amerika. Seolah, pemerintah Iran berusaha menutup rapat, jangan hingga kaum muslimin dunia mempelajari aqidah, kepercayaan dan anutan Syiah Iran. Kecuali kalau kita telah menjadi syiah. Kita sanggup dengan gampang mendapat rujukan orisinil mereka. Tapi sekali lagi…, kalau otak kita sudah terinstal aktivitas syiah.Ini berbeda dengan Saudi. Pemerintah Saudi sangat gencar membuatkan buku-buku gratis anutan islam yang didakwahkan di Saudi kepada umumnya masyarakat. Mereka begitu terbuka di hadapan kaum muslimin. Seolah Saudi ingin berteriak kepada kaum muslimin, silahkan pelajari seluruh aqidah, kepercayaan dan anutan kami. Dan silahkan menawarkan penilaian, apakah anutan kami sesat ataukah sesuai Al-Quran dan sunah. Anda sanggup menilai, kalau memang prinsip beragama yang diajarkan oleh pemerintah Saudi itu sesat, mereka akan berusaha merahasiakannya, sebagaimana yang dilakukan pemerintah Iran terhadap anutan Syiah.
Buka Kedok dengan Referensi Asli
Karena itu, ketika seseorang hendak debat dengan syiah, dia wajib mempelajari buku-buku syiah. Referansi orisinil yang ditulis oleh tangan-tangan tokoh syiah. Tanpa ini, dia hanya akan menjadi materi tipuan orang syiah yang menjadi lawan debatnya. Sebagaimana yang pernah terjadi pada salah satu dai di Jogja, hingga balasannya dia mengikuti Syiah.Dengan buku asli, tertangkap lembap kedoknya. Di situlah syiah tidak sanggup mengelak. Mereka tidak sanggup mengelabuhi. Karena wajah orisinil syiah, ada dalam karya tokoh aliran sesat ini. Sekalipun sejuta kemunafikan untuk menutupi dirinya, dia tidak akan sanggup mengelak kalau ditunjukkan ucapan tokohnya.
Sungguh betapa capeknya dakwah melawan syiah. Karena kepercayaan yang paling berbahaya yang mereka miliki: taqiyah, yang hakekatnya yakni kemunafikan. Semoga Tuhan melindungi kita dari kelompok munafik, yang menjadi musuh dalam selimut bagi kaum muslimin ini.
Allahu a’lam
Ditulis oleh Ustadz Ammi Nur Baits
Tidak Ada Komentar