Bolehkah Sholat Bersama Pacar?.. Ini Jawabannya..
Sunday, 21 January 2018
Add Comment
Sebab berjalannya waktu semakin usang makin canggih dalam ilmu teknologi begitupula dengan otak manusia pada zaman yg penuh rekaan ini, lebih mengedepankan nafsu birahiy nya, mempunyai pacar atau kekasih seakan sebagai sebuah hal yg krusial dan sangat dianjurkan. Sebagai akibatnya waktu melihat sepasang kekasih tengah berduaan, hal itu telah dianggap menjadi hal yg lumrah sang rakyat.
Status pacaran membentuk mereka merasa saling memiliki satu sama lain. Pacar juga seakan menjadi bagian hidup yg tidak terpisahkan. Semua aktivitas akan terasa indah Jika dilakukan bersama pacar, begitu dari asumsi mereka. Jalan-jalan menggunakan pacar, makan bersama pacar, ke kondangan menggunakan pacar, serta tidak terkecuali shalat berjamaah berdua dengan pacar.
Tetapi, terdapat satu pertanyaan, bolehkah shalat berduaan menggunakan pacar? Ternyata hal ini sama sekali tidak dianjurkan serta bahkan berdosa.
Berasal ibnu abbas radhiyallahu ‘anhu, rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَا يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ بِامْرَأَةٍ إِلَّا وَمَعَهَا ذُو مَحْرَمٍ
”jangan sampai seseorang lelaki berdua-duaan menggunakan seorang perempuan , kecuali beliau ditemani mahramnya.” (hr al-bukhari 5233 dan muslim 1341).
Kemudian berasal umar radhiyallahu ‘anhu, rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَا يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ بِامْرَأَةٍ إِلَّا كَانَ ثَالِثَهُمَا الشَّيْطَانُ
”jangan hingga seorang lelaki berdua-duaan dengan seseorang perempuan . Jika terjadi makhluk ketiganya ialah setan.” (hr ahmad 177,at- turmudzi 2165, serta dishahihkan syuaib al-arnauth).
Abu ishaq Alaihi Salam-syaerozi – ulama syafiiyah – (w 476 h) menyatakan,
ويكره أن يصلي الرجل بامرأة أجنبية ; لما روي أن النبي قال : لا يخلون رجل بامرأة فإن ثالثهما الشيطان
Makruh (tahrim) seseorang laki-laki shalat mengimami seorang wanita yg bukan mahram.
Sesuai hadis yg diriwayatkan berasal nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa dia bersabda, ”jangan hingga seseorang lelaki berdua-duaan dengan seorang wanita. Bila terjadi makhluk ketiganya merupakan setan.” (al-muhadzab, 1/183).
Para ulama madzhab syafii mengatakan, jika seorang lelaki mengimami istrinya atau mahramnya, serta berduaan dengannya, hukumnya boleh serta tak makruh.
Karena boleh berduaan menggunakan istri atau mahram di luar shalat. Namun Jika beliau mengimami perempuan yang bukan mahram serta berduaan dengannya, hukumnya haram bagi lelaki itu serta haram juga bagi si wanita. (al-majmu’ syarh al-muhadzab, 4/277).
Bahkan an-nawawi juga menjelaskan informasi asal imam Alaihi Salam-syafii, bahwa dia mengharamkan seorang pria sendirian, mengimami jamaah perempuan , ad interim pada antara jamaah itu, tidak ada seorangpun lelaki.
Istilah an-nawawi,
ونقل إمام الحرمين وصاحب العدة.. أن الشافعي نص على أنه يحرم أن يصلي الرجل بنساء منفردات إلا أن يكون فيهن محرم له أو زوجة وقطع بانه يحرم خلوة رجل بنسوة إلا أن يكون له فيهن محرم
Imamul haramain dan penulis kitab al-uddah.., bahwa imam AS-syafii menegaskan, haramnya seseorang laki-laki mengimami jamaah beberapa perempuan tanpa lelaki yang lain. Kecuali Jika ada diantara jamaah perempuan itu yg sebagai mahram si imam atau istrinya. Dia juga menegaskan, bahwa terlarang seseorang lelaki berada sendirian di tengah para perempuan , kecuali Jika di antara mereka ada perempuan mahram lelaki itu. (al-majmu’ syarh al-muhadzab, 4/278).
Mengapa diharamkan?
Sekalipun pada kondisi ibadah, kita diperintahkan buat menghindari segala bentuk rekaan. Tidak terkecuali fitnah syahwat.
Pada syarh zadul mustaqni’, syaikh AS-syinqithy menjelaskan,
وإذا خلا بأجنبية فإنه منهي عن هذه الخلوة لقوله عليه الصلاة والسلام: ما خلا رجلٌ بامرأة إلا كان الشيطان ثالثهما، وقال: (ألا لا يخلون رجلٌ بامرأة) فهذا نهي، قالوا: وبناءً على ذلك لا يصلي الرجل الأجنبي بالمرأة الأجنبية على خلوة؛ لأنه قد يخرج عن مقصود الصلاة إلى الفتنة
Jika seseorang berdua-duaan dengan seorang perempuan yg bukan mahram, hukumnya terlarang. Sesuai sabda nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ’Jika seseorang lelaki berduaan dengan wanita, maka setan yg ketiganya.’ dia pula bersabda, ’janganlah seseorang lelaki berduaan dengan seorang wanita.’ ini embargo. Para ulama mengatakan, sesuai hal ini, tidak boleh seseorang lelaki mengimami shalat dengan perempuan yang bukan mahram, secara berdua-duaan. Karena mampu jadi keluar berasal tujuan primer yaitu shalat, sebagai sumber rekaan syahwat. (syarh zadul mustaqni’, tiga/149).
Hal yang sama jua disampaikan imam ibnu utsaimin,
إذا خَلا بها فإنَّه يحرُمُ عليه أن يَؤمَّها ؛ لأنَّ ما أفضى إلى المُحَرَّمِ فهو محرَّمٌ
Bila seorang lelaki berduaan menggunakan wanita yang bukan mahram, maka haram baginya untuk menjadi imam bagi wanita itu. Sebab segala yang mampu mengantarkan pada yang haram, hukumnya haram. (Alaihi Salam-syarh al-mumthi’, 4/251).
Demikian aturan shalat berjamaah berdua menggunakan pacar. Nah, dalam shalat saja seorang pria tidak boleh atau haram mengimami wanita, apalagi hanya sekedar berduaan atau malah pacaran. Jadi haram hukumnya. Mari kita lebih berhati-hati pada menjalani kehidupan ini, karena setiap hukum yg allah buat untuk insan absolut ada manfaat besar pada dalamnya. Semoga allah menjaga diri kita berasal perilaku maksiat...Aamiin
Sumber: akhwatshalihah.Net
Status pacaran membentuk mereka merasa saling memiliki satu sama lain. Pacar juga seakan menjadi bagian hidup yg tidak terpisahkan. Semua aktivitas akan terasa indah Jika dilakukan bersama pacar, begitu dari asumsi mereka. Jalan-jalan menggunakan pacar, makan bersama pacar, ke kondangan menggunakan pacar, serta tidak terkecuali shalat berjamaah berdua dengan pacar.
Tetapi, terdapat satu pertanyaan, bolehkah shalat berduaan menggunakan pacar? Ternyata hal ini sama sekali tidak dianjurkan serta bahkan berdosa.
Berasal ibnu abbas radhiyallahu ‘anhu, rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَا يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ بِامْرَأَةٍ إِلَّا وَمَعَهَا ذُو مَحْرَمٍ
”jangan sampai seseorang lelaki berdua-duaan menggunakan seorang perempuan , kecuali beliau ditemani mahramnya.” (hr al-bukhari 5233 dan muslim 1341).
Kemudian berasal umar radhiyallahu ‘anhu, rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَا يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ بِامْرَأَةٍ إِلَّا كَانَ ثَالِثَهُمَا الشَّيْطَانُ
”jangan hingga seorang lelaki berdua-duaan dengan seseorang perempuan . Jika terjadi makhluk ketiganya ialah setan.” (hr ahmad 177,at- turmudzi 2165, serta dishahihkan syuaib al-arnauth).
Abu ishaq Alaihi Salam-syaerozi – ulama syafiiyah – (w 476 h) menyatakan,
ويكره أن يصلي الرجل بامرأة أجنبية ; لما روي أن النبي قال : لا يخلون رجل بامرأة فإن ثالثهما الشيطان
Makruh (tahrim) seseorang laki-laki shalat mengimami seorang wanita yg bukan mahram.
Sesuai hadis yg diriwayatkan berasal nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa dia bersabda, ”jangan hingga seseorang lelaki berdua-duaan dengan seorang wanita. Bila terjadi makhluk ketiganya merupakan setan.” (al-muhadzab, 1/183).
Para ulama madzhab syafii mengatakan, jika seorang lelaki mengimami istrinya atau mahramnya, serta berduaan dengannya, hukumnya boleh serta tak makruh.
Karena boleh berduaan menggunakan istri atau mahram di luar shalat. Namun Jika beliau mengimami perempuan yang bukan mahram serta berduaan dengannya, hukumnya haram bagi lelaki itu serta haram juga bagi si wanita. (al-majmu’ syarh al-muhadzab, 4/277).
Bahkan an-nawawi juga menjelaskan informasi asal imam Alaihi Salam-syafii, bahwa dia mengharamkan seorang pria sendirian, mengimami jamaah perempuan , ad interim pada antara jamaah itu, tidak ada seorangpun lelaki.
Istilah an-nawawi,
ونقل إمام الحرمين وصاحب العدة.. أن الشافعي نص على أنه يحرم أن يصلي الرجل بنساء منفردات إلا أن يكون فيهن محرم له أو زوجة وقطع بانه يحرم خلوة رجل بنسوة إلا أن يكون له فيهن محرم
Imamul haramain dan penulis kitab al-uddah.., bahwa imam AS-syafii menegaskan, haramnya seseorang laki-laki mengimami jamaah beberapa perempuan tanpa lelaki yang lain. Kecuali Jika ada diantara jamaah perempuan itu yg sebagai mahram si imam atau istrinya. Dia juga menegaskan, bahwa terlarang seseorang lelaki berada sendirian di tengah para perempuan , kecuali Jika di antara mereka ada perempuan mahram lelaki itu. (al-majmu’ syarh al-muhadzab, 4/278).
Mengapa diharamkan?
Sekalipun pada kondisi ibadah, kita diperintahkan buat menghindari segala bentuk rekaan. Tidak terkecuali fitnah syahwat.
Pada syarh zadul mustaqni’, syaikh AS-syinqithy menjelaskan,
وإذا خلا بأجنبية فإنه منهي عن هذه الخلوة لقوله عليه الصلاة والسلام: ما خلا رجلٌ بامرأة إلا كان الشيطان ثالثهما، وقال: (ألا لا يخلون رجلٌ بامرأة) فهذا نهي، قالوا: وبناءً على ذلك لا يصلي الرجل الأجنبي بالمرأة الأجنبية على خلوة؛ لأنه قد يخرج عن مقصود الصلاة إلى الفتنة
Jika seseorang berdua-duaan dengan seorang perempuan yg bukan mahram, hukumnya terlarang. Sesuai sabda nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ’Jika seseorang lelaki berduaan dengan wanita, maka setan yg ketiganya.’ dia pula bersabda, ’janganlah seseorang lelaki berduaan dengan seorang wanita.’ ini embargo. Para ulama mengatakan, sesuai hal ini, tidak boleh seseorang lelaki mengimami shalat dengan perempuan yang bukan mahram, secara berdua-duaan. Karena mampu jadi keluar berasal tujuan primer yaitu shalat, sebagai sumber rekaan syahwat. (syarh zadul mustaqni’, tiga/149).
Hal yang sama jua disampaikan imam ibnu utsaimin,
إذا خَلا بها فإنَّه يحرُمُ عليه أن يَؤمَّها ؛ لأنَّ ما أفضى إلى المُحَرَّمِ فهو محرَّمٌ
Bila seorang lelaki berduaan menggunakan wanita yang bukan mahram, maka haram baginya untuk menjadi imam bagi wanita itu. Sebab segala yang mampu mengantarkan pada yang haram, hukumnya haram. (Alaihi Salam-syarh al-mumthi’, 4/251).
Demikian aturan shalat berjamaah berdua menggunakan pacar. Nah, dalam shalat saja seorang pria tidak boleh atau haram mengimami wanita, apalagi hanya sekedar berduaan atau malah pacaran. Jadi haram hukumnya. Mari kita lebih berhati-hati pada menjalani kehidupan ini, karena setiap hukum yg allah buat untuk insan absolut ada manfaat besar pada dalamnya. Semoga allah menjaga diri kita berasal perilaku maksiat...Aamiin
Sumber: akhwatshalihah.Net
Tidak Ada Komentar