Tahukah Anda Ternyata Mimpi Dilarang Diceritakan Kepada Orang Lain, Begini Keterangannya!
Wednesday, 7 December 2016
Add Comment
Medianda – Sahabat medianda Semua orang tentu pernah bermimpi ketika tidur. Mimpi ialah sesuatu yang terlihat atau di alami insan pada waktu tidur. Mimpi yang di alami seseorang adakalanya benar atau tidak benar. Mimpi bukannya hanya di alami insan awam, akan tetapi para Nabi pun mengalami mimpi.
Mimpi yang di alami seseorang ada yang sifatnya menyenangkan adakalanya seram dan menyedihkan. Misalnya mimpi ketemu orang yang kita sayangi, mimpi ketemu makhluk yang kita takuti dan lain sebagainya.
Mimpi orang awam kebanyakan lantaran campur tangan syaitan.Sedangkan mimpi para Nabi dan Rasul ialah merupakan mimpi petunjuk, membuktikan atau wahyu dari Tuhan swt. Sebagaimana di jelaskan dalam Al-Qur’an, yang artinya,
إِذْ يُرِيكَهُمُ اللَّهُ فِي مَنَامِكَ قَلِيلًا ۖ وَلَوْ أَرَاكَهُمْ كَثِيرًا لَّفَشِلْتُمْ وَلَتَنَازَعْتُمْ فِي الْأَمْرِ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ سَلَّمَ ۗ إِنَّهُ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ
“(Ingatlah) ketika Tuhan memperlihatkan mereka di dalam mimpimu (berjumlah) sedikit. Dan sekiranya Tuhan memperlihatkan mereka (berjumlah) banyak tentu kau menjadi gentar dan tentu kau akan berbantah-bantahan dalam urusan itu, tetapi Tuhan telah menyelamatkan kamu. Sungguh, Tuhan Maha Mengetahui apa yang ada dalam hatimu.” (QS. Al-Anfal : 43)
Dalam aliran agama Islam mimpi yang di alami diwaktu tidur, tidak dibenarkan menceritakannya kepada orang lain. Apakah mimpi yang benar atau mimpi yang tidak benar. Ini penjelasaan dua mimpi tersebut.
1. Mimpi yang Baik Atau Benar
Ketika seseorang mengalami mimpi yang benar, hendaklah ia memuji Tuhan dan memohon kepadanya biar merealisasikannya dan jangan menceritakan kepada orang lain kecuali kepada orang yang di cintainya dan mencintainya.
Oleh lantaran itu ketika, Nabi yusuf bermimpi melihat matahari, bulan, dan sebelas bintang bersujud kepadanya, ia menceritakannya kepada bapaknya.
“Hai anakku, janganlah kau ceritakan mimpimu itu kepada saudara-saudaramu, maka mereka menciptakan makar (untuk membinasakan) mu. Sesungguhnya syaitan itu ialah musuh yang kasatmata bagi manusia.” (QS. Yusuf : 5)
Dari Abu Qatadah Ra, menyampaikan bahwa Rasulullah SAW bersabda,
“Mimpi yang benar berasal dari Allah, sedangkan mimpi yang merupakan bunga tidur berasal dari syaitan. Jika diantara kau bermimpi sesuatu yang disukainya, hendaklah ia tidak menceritakannya kecuali kepada orang yang dicintainya. Tetapi kalau ia bermimpi sesuati yang di bencinya, maka hendaklah ia memohon sumbangan kepada Tuhan dari keburukannya dan dari keburukan syetan, dan supaya meludah tiga kali serta tidak menceritakannya kepada siapa pun. Sesungguhnya mimpi tersebut tidak akan membahayakan.” (HR Muttafaq ‘alaih)
Sahabat medianda menurut firman Tuhan SWT. dan hadits Rasulullah tersebut, ketika seseorang mengalami mimpi yang benar, hendaknya ia memuji Tuhan dan memohon kepadanya biar merealisasikannya dan jangan menceritakannya kepada orang lain kecuali kepada orang yang ia cintai dan mencintainya.
Menceritakan mimpi yang benar terhadap orang yang dicintai tujuannya supaya ia berbahagia dengan kebahagian tersebutu dan mendoakan biar menerima kebaikan tersebut.
Kita dihentikan untuk menceritakan mimpi benar kepada orang yang tidak kita cintai atau menyukai kita. Supaya ia tidak mengganggu arah mimpi tersebut dengan pentakwilan yang menurut hawa nafsu, atau berusaha menghilangkan nikmat Tuhan SWT. lantaran dengki kepadanya.
2. Mimpi yang Tidak Benar
Mimpi yang tidak benar atau jelek berasal dari syaitan. kalau seseorang mengalami mimpi jelek dihentikan juga menceritakannya kepada orang lain. Sebagaimana yang telah diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam ia bersabda,
“Jika salah seorang kalian melihat mimpi jelek maka hendaklah ia berdiri melakukan shalat dan jangan ia ceritakan kepada orang-orang,” (HR Bukhari dan Muslim)
Diriwayatkan dari Abu Usamah, ia berkata, “Aku pernah melihat sebuah mimpi yang menciptakan saya sakit sampai saya mendengar Qatadah berkata, ‘Aku pernah melihat sebuah mimpi yang menciptakan saya sakit sampai saya mendengar Rasulullah SAW bersabda,
“Mimpi baik berasal dari Allah. Jika salah seorang kalian melihat apa yang kalian sukai maka janganlah ia ceritakan mimpi tersebut kecuali kepada orang yang menyukainya saja dan kalau ia melihat mimpi yang tidak ia sukai maka hendaklah ia meminta sumbangan kepada Alloh dari kejahatan mimpi tersebut dan dari kejahatan syaitan, kemudian meludah lah tiga kali dan jangan ia ceritakan kepada siapapun, lantaran mimpi itu tidak akan mendatangkan kemudharatan,” (HR Bukhori dan Muslim).
Diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah r.a,
“Bahwasanya Rasulullah SAW didatangi seorang Arab Badui dan berkata, ‘Aku bermimpi bahwa kepalaku dipenggal kemudian akui mengikuti kepalaku yang menggelinding.’ Kemudian Nabi saw. mencela Arab Badui tersebut dan bersabda, ‘Jangan engkau ceritakan kisah syaitan yang mempermainkanmu disaat engkau tidur,” (HR Muslim).
Berdasarkan hadits Rasulullah SAW di atas, ketika seseorang mengalami mimpi buruk, maka tidak dibolehkan juga menceritakannya kepada orang lain. Sebab ditakutkan orang lain akan mentakwilkan dengan caranya masing-masing sehingga menimbulkan kegelisahan dan rasa takut bagi orang yang mimpi jelek tersebut.
Akan tetapi Rasulullah menganjurkan bagi yang melihat mimpi yang jelek atau tidak ia sukai, hendaklah ia melakukan apa yang tercantum dalam sunnah untuk mengusir was-was dan menolak kecerdikan kancil syaitan.
Yaitu: melakukan shalat, memohon sumbangan kepada Tuhan dari kejahatan mimpi dan kejahatan syaitan, meludah ke sebelah kiri sebanyak tiga kali dan mengubah posisi tidur dari posisi semula.
Semoga bermanfaat.
Sumber: bacaanmadani.com
Tidak Ada Komentar