Ads
Ads2

Masih Suka Memberi Julukan Aneh-Aneh Kepada Seseorang? Awas Itu Dosa Besar Lho!

Medianda – Sahabat medianda Orang bau tanah member nama kepada anaknya tentu mempunyai arti dan tujuan yang baik, namun terkadang saat sang anak tersebut beranjak sampaumur ia justru dipanggil tidak sesuai nama aslinya.



Pepatah mengatakan, “Apalah arti sebuah nama?”. Terpenting yaitu sikap dan sifatnya. Tak duduk kasus jikalau nama jelek tetapi orangnya baik. Nah, siapa yang pernah mendengar pepatah itu dan meyakininya? Di tengah-tengah masyarakat, kita sering mendengar ungkapan, “Apalah arti sebuah nama” tersebut yang menunjukkan bahwa nama itu tidak terlalu penting bagi seseorang. Padahal, dalam agama Islam, nama itu sangat terkait dengan kepribadian pemilik nama.

Hal ini pernah disampaikan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dalam menyebutkan beberapa kabilah Arab,
أَسْلَمُ سَالَمَهَا اللهُ، وَغِفَارُ غَفَرَ اللهُ لَهَا، وَعُصَيَّةُ عَصَتِ اللهَ وَرَسُولَهُ

Aslam biar Tuhan mendamaikan hidupnya, ghifar biar Tuhan mengampuninya dan ushaiyyah telah durhaka terhadap Tuhan dan rasul-Nya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Demikian juga dengan sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam saat melihat Sahl bin Amr tiba pada hari perjanjian Hudaibiyah, dia memujinya,

سَهُلَ أَمْرَكُمْ

Semoga urusan kalian menjadi gampang (Sahl).” (HR. Al-Bukhari)

Lantas, apakah Anda suka memanggil seseorang dengan sebutan buruk? Mulai kini berhentilah. Nama yaitu doa. Begitu juga panggilan. Islam mengajarkan untuk memberi nama dan gelar yang baik untuk seorang anak. Dengan memanggil seseorang dengan nama yang baik maka kita turut mendokan yang baik pula.

Allah SWT berfirman,

Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang pria merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan wanita merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan yaitu (panggilan) yang jelek setelah kepercayaan dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. (QS. Al Hujuraat : 11)

Dan janganlah kau mencela dirimu sendiri,” yakni janganlah kalian mencela orang lain. Pengumpat atau orang yang mencela yaitu orang-orang tercela dan terlaknat sebagaimana yang disebutkan dalam firman Tuhan SWT berikut, “Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela” (QS. Al-Humazah: 1)

Rasulullah SAW pun bersabda,

Sesungguhnya kalian dipanggil di hari tamat zaman dengan nama-nama kalian dan nama bapak-bapak kalian. Maka perindahlah nama-nama kalian.” (HR. Abu Dawud)

Barangsiapa yang berkata pada saudaranya ‘hai kafir’ kata-kata itu akan kembali pada salah satu di antara keduanya. Jika tidak (artinya yang dituduh tidak demikian) maka kata itu kembali pada yang mengucapkan (yang menuduh)”. (HR. Bukhori Muslim)

Dari ayat-ayat dan sabda Rasulullah SAW di atas, Tuhan SWT melarang memanggil seseorang dengan sebutan jelek yang tentu mempunyai arti yang jelek juga. Makara mulai kini berhenti ya manggil julukan jelek dan kasar.

Sahabat medianda oleh alasannya yaitu itulah silakan perhatikan bagaimana Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menamakan dirinya dengan dua nama yang sesuai dengan makna, berasal dari potongan kata dasar yang sama, yaitu Muhammad dan Ahmad.

Kata ‘Muhammad’ mengandung sifat yang terpuji, sedangkan ‘Ahmad’ mengandung sifat yang lebih mulia dan lebih utama dibandingkan sifat insan lainnya. Dengan demikian kaitan antara nama dan orangnya ibarat kaitan antara ruh dan jasad.

Contoh lain yaitu kun-yah (julukan) Abu Jahal (bapak bodoh) yang diberikan Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam kepada Abul Hakam bin Hisyam. Sebuah kun-yah yang sesuai dengan orangnya dan ia yaitu makhluk yang paling berhak mendapat kun-yah ini.

Semoga bermanfaat.



Sumber:Wajibbaca

Related Posts

Tidak Ada Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel