Ads
Ads2

Jangan Menolak Lamaran, Jikalau Tidak Ingin Peristiwa Alam Datang

Medianda – Sahabat medianda Jodoh insan tidak ada yang tahu, dengan siapa kelak berjodoh dan kapan jodoh itu datang.



“Apabila seseorang yang agama dan perilakunya sanggup kalian terima meminang putri kalian, maka nikahkanlah dengannya. Jika kalian tidak melakukannya, maka akan menjadi petaka di bumi dan kerusakan yang nyata.” (HR. Tirmidzi).


Baca Juga

Demikian hadist yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi sebagai peringatan bagi kaum perempuan yang menolak lamaran.

Mengapa lamaran begitu penting dibahas, sehingga Rasulullah hingga dengan tersurat bersabda. Jelas saja, sebab tanpa lamaran tidak mungkin sebuah janji nikah sanggup dilangsungkan.

Sahabat medianda lamaran yaitu perbuatan serius yang dampaknya sanggup berkepanjangan. Akibat menolak lamaran seorang laki-laki yang shaleh, bukan hanya dirasakan oleh perempuan penolak lamaran, tetapi juga oleh keluarga dan masyarakat sekitar.

Apalagi kalau seorang perempuan menolak lamaran sebab alasan yang tidak dibenarkan dalam syariat Islam. Akibat jelek dan mengerikan atas tindakan itu, merupakan peringatan tegas dari Nabi Muhammad SAW 14 masa silam.

Saat ini fenomena penolakan lamaran sudah bukan kasus yang langka lagi. Kerap kita mengetahui penolakan lamaran oleh sebagian kaum perempuan dengan alasan ‘ekonomi.’

Bahkan penolakan-penolakan tersebut sering didukung oleh orang bau tanah si perempuan atas nama “Melindungi putri kesayangannya dari ketidakbahagiaan di lalu hari.” Ironis.

Orang bau tanah memang mempunyai hak untuk mencarikan jodoh. Tapi jodoh yang dimaksud yaitu sosok yang shalih dan baik akhlaknya. Ia sama sekali bukan proposal untuk menolak seorang laki-laki baik-baik dan berniat sungguh-sungguh hanya sebab urusan fisik-duniawi semata.

Jalan tengahnya, harus ada tindakan produktif dan bijak dari semua pihak; baik dari perempuan yang dilamar, orang bau tanah atau wali, dan laki-laki pelamar.

Bagi kaum laki-laki yang mengajukan lamaran, shalih dan ulet beribadah memang utama. Namun jangan jadikan hal tersebut sebagai alasan untuk bermalas diri untuk memenuhi kebutuhan finansial, fisik, dan sebagainya. Bukankah sesudah menikah bukan cinta yang kita makan?

Bagi perempuan dan orang bau tanah atau wali, hendaknya melaksanakan komunikasi secara intensif biar penolakan yang bermaksud baik tidak membawa pada kehancuran, sakit hati sang pelamar dan fitnah menyerupai yang telah disampaikan Rasulullah SAW.

Jika memang seorang lelaki yang tiba ke rumah untuk melamar memang masih berpenghasilan seadanya atau bahkan belum mendapat pekerjaan, padahal ia shalih dan baik akhlaknya, berlapang dadalah untuk membantunya. Sudah banyak cerita seorang laki-laki yang belum bekerja, padahal ia sudah berupaya sungguh-sungguh, justru mendapat banyak peluang dan pekerjaan yang mapan sesudah menikah.

Percayalah, dengan niat lurus untuk menikah, Tuhan SWT niscaya akan menunjukkan dukungan dari arah yang tak disangka-sangka. Wallahualam. []

Semoga bermanfaat.




Sumber:Wajibbaca

Related Posts

Tidak Ada Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel