Merinding!! Misteri Ibu Hamil Melahirkan Di Bantu Suster Dan Dokter Hantu Di Gedung Renta Rsu Mardiwaluyo Blitar
Saturday, 5 November 2016
Add Comment
Medianda – Sahabat medianda alam ghaib memang ada namun tidak semua orang sanggup melihat alam ghaib tersebut. Cerita misteri perihal gedung renta RS.Mardi Waluyo Blitar, Jawa Timur, ini memang sudah tidak asing lagi kengeriannya bagi warga Blitar.
Banyak kejadian- insiden mistis yang terjadi di gedung renta yang memang sudah tidak difungsikan alasannya sudah ada bangungan gres dijalan Kalimantan, Blitar. Sedang gedung usang kosong, cuma terkadang dibentuk piket magang anak – anak yang kuliah di jurusan kedokteran.
Kisah misteri ini masih simpang siur akan keaslianya, sebagian warga percaya sebagian lagi hanya menganggap kisah horor semata.
Sahabat medianda kisah ini berawal dari seorang Ibu yang usia kandungannya sudah menginjak ke 9 bulan dan waktunya untuk melahirkan. Sepasang Suami Istri sebut saja namanya Denok dan Adi mereka bukan warga kota Blitar. Mereka berdomisili di desa ngeni bersahabat pantai jebring, pada malam sekitar jam 19.00 WIB, Adi mengajak sang istri Denok turun ke kota Blitar.
Niat hati ingin membeli baju - baju bayi di toko perlengkapan bayi. Adi mengantarkan istrinya dengan mengendarai motor bebek. Sehabis membeli pakaian bayi Denok mampir ke warung nasi goreng di pinggiran jalan Mawar, tak terasa jam sudah menandakan pukul 10 malam.
Adi dan Denok bergegas hendak pulang, ketika diparkiran motor perut denok menegang.
” mas, mas rasane saya kok koyok arep nglaherne to, beh wetengku matu matu wes san ” (mas, mas tampaknya kok saya akan melahirkan ,duh perutku sudah menegang) kata Denok sembari mengaduh kesakitan sambil memegangi perut buncitnya.
” Beh piye buk, engko lek ngenteni sampek bidan Ani kesuwen buk..piye ki? “, ( Beh gimana bu, nanti kalo menunggu hingga kerumah Bidan Ani terlalu usang bu, gimana ini ?), ujar Adi smbil mengernyitkan dahi, beliau tak tega melihat istrinya mengaduh-ngaduh.
Sahabat medianda karenanya Adi pun eksklusif menyalakan mesin motornya dan menyisiri jalan,untuk mencari rumah sakit terdekat, ketika melewati jalan depan gerbang masuk gedung renta RS. MARDIWALUYO. Entah bagaimana dalam penglihatan Adi dan denok rumah sakit itu ramai sekali, menyerupai dulu ketika di fungsikan, tanpa pikir panjang adi masuk gerbang gedung itu, dan memapah istrinya berjalan menuju suster jaga dan satpam.
Adi menyapa dan minta tolong sama suster penjaga “Selamat Malam, Suster tolong istri saya mau melahirkan”. Tanpa bicara suster itu tersenyum dan menganggukan kepala. Denok kemudian dibwa ke ruang bersalin oleh 4 orang suster dan satu dokter yang menangani prosesi denok melahirkan, tidak usang kemudian Aji mendengar tangisan bayi.
”alhamdulillah anakku lahir” ucap syukur Adi dalam hati, istrinyapun dipindahkan di kamar inap pasca bersalin, Ajipun mengucapkan terimakasih pada suster itu
“Terimakasih suster telah menolong istri saya melahirkan dengan selamat”, tapi suster itu tidak menyahut hanya tersenyum dan menganggukan kepalanya, dilihatnya istrinya Nampak lemas tak brdaya.
” Buk, saya tak muleh sek eo tak ngabari wong omah karo tak cepak- cepak ubo rampene anak’e dewe, klambi sampean barang “, ( Ibu saya pulang dulu kerumah, saya mau mengabari orang-orang dirumah serta mempersiapkan keperluan anak kita dan baju kau juga.), kata Adi sembari tersenyum senang anak istrinya selamat.
Denok menganggukan kepala sambil berkata pada sumainya ” hati hati dijalan yah ” kata Denok. Adi pamit pada istrinya dan mencium kening istrinya dan anaknya yang di bungkus kain jarik disamping denok berguru menyusui anaknya.
Adi bergegas pergi meninggalkan ruang bersalin , ketika Aji melewati lorong- lorong dan melintasi kamar- kamar orang- orang sakit banyak orang- orang yang sakit dirawat disana, semua orang itu memandang ke arah kaki Adi mengayunkan langkah yang menginjak tanah.
Adi mencoba bersikap ramah menyapa salah satu pasien tetapi tidak ada jawaban, semua diam. Suster dan Dokter juga banyak yang kemudian lalang tapi mereka membisu semua.
mulai ada kejanggalan yang dirasakan adi ketika itu bulu kuduknya merinding. Akan tetapi beliau berusaha menepis rasa itu. Diapun hingga di parkiran dan menyalakan mesin mtornya dan pulang menuju rumah.
Esok harinya pagi jam 05.00 WIB, Adi kembali ke rumah sakit untuk menjemput istri tercintanya, ketika hingga di depan gerbang masuk RSU Mardi Waluyo, Adi mendapat kecacatan yang dirasakannya, tak ada satpam, tak ada kendaraan beroda empat ambulan, tak ada suster dan dokter yang kemudian lalang.
Sepi menyerupai rumah sakit tak berpenghuni, tapi Adi tetap masuk menuju kamar inap dimana istrinya semalam. Sambil terus bergegas beliau menoleh ke kanan dan kekiri, semua kamar inap yang semalam penuh tidak ada pasien sama sekali. Tak ada satu pasien yang terbaring. Hati adi merasa merinding dan cemas, jantungnya berdegub kencang dan bulu kuduknya merinding.
Sesampainya di kamar inap pasca melahirkan, ia tercengang kaget. Denok Istrinya tidak ada ditempat, ia semkin cemas dan takut, tetapi beliau tetap memberanikan diri. Sambil menangis beliau memangil-manggil nama istrinya. Dia mencari kesetiap lorong kamar, tetapi tidak ada sahutan, beliau berlari dan terus memanggil istrinya.
“buk, buk ya Yang Mahakuasa sampean nek endi to buk?” ( bu, bu ya Yang Mahakuasa kau dimana bu? )” teriak Adi . Tiba- tiba langkahnya pun terhenti, ada satu lorong yang belum dilewati. Yaitu lorong kamar mayat, diapun berlari menuju kearah kamar mayat.
Adi terhenti langkahnya beliau mendengar isak tangis dari kamar mayit , dan menyerupai bunyi isak tangis istrinya. Tanpa pikir panjang Adi membuka pintu kamar mayat. Ya ALLAH beliau mendapati istrinya menangis duduk sambil memeluk erat anaknya dengan wajah yang pucat pasi,dan terlihat wajah ketakutan yang luar biasa dari raut wajah Denok. Dia tak sanggup bicara cuma menangis lega karna Adi tiba menjemputnya.
Adi eksklusif mengajak anak istrinya keluar dari gedung itu beliau memacu motornya dengan diliputi rasa takut dan aneh, hingga dirumah diadakan selamatan besar untuk anak laki- laki mereka.
Tidak sanggup dibayangkan dengan nalar, jikalau yang membantu Denok melahirkan bukanlah suster dan dokter manusia, melainkan hantu, dan ari- ari atau batur bayi anak Denok tidak ada. Kata Denok diambil oleh suster- suster yang menolongnya.
Wallahu a’lam..
Tidak Ada Komentar