Kita Dibohongi Ketika Beli 13 Jenis Masakan Ini, Ga Percaya? Coba Perhatikan Lagi Bagian…
Tuesday, 8 November 2016
Add Comment
Medianda – Sahabat medianda Dijaman yang serba canggih serta modern ibarat kini ini tidak sedikit para produsen makan atau minuman yang berlaku curang. Tidak semua produsen jujur dengan konsumen. Terkadang, dikala membeli produk di toko, konsumen bahkan tidak tahu niscaya apa saja materi pembuatnya.
Karena itu, BrightSide.me telah mengumpulkan 13 produk yang kebenaran materi pembuatnya tidak diberitahukan secara gamblang.
1. Keripik Kentang
Baca Juga
Sebagian besar produk keripik tidak dibentuk dari kentang asli. Pabrikan memakai tepung (gandum atau jagung) dan gabungan pati.
Adonan pembuat keripik mengandung tidak lebih dari 42 persen kentang. Warna dan rasa ‘alami’ dicapai dengan santunan zat aditif makanan.
Sebenarnya ada juga produsen yang memakai kentang asli. Satu bungkus besar keripik kentang rata-rata dibentuk dari 2 kentang asli. Namun, produk semacam itu dikenai pajak yang lebih besar. Karena itulah keripik kentang orisinil harganya mustahil murah.
2. Keju Sandwich
Kebanyakan keju (sandwich, parutan, atau irisan) tidak selalu mengandung keju asli. Untuk menghemat uang dan menyederhanakan prosesnya, beberapa produsen mengganti susu dengan protein whey atau minyak sawit.
Yang semacam ini disebut dengan produk keju, bukan keju asli. Tapi goresan pena produk keju ini mungkin tidak ditunjukkan pada labelnya.
Keju orisinil harus terbuat dari susu alami dan tidak mengandung lemak nabati. Keju yang mengandung minyak sawit hancur dikala diiris. Dan jikalau ditekan, bekasnya akan tetap ada, dan muncul sedikit cairan. Keju semacam ini tidak mengandung penyedap alami.
3. Makanan Kaleng
Pada label produk kalengan biasanya Anda sanggup menemukan berat total materi dalam karakter besar, dan sedikit di bawahnya ialah bobot produk yang dikeringkan. Dalam produksi dan pengemasan masakan kaleng, sedikit penyimpangan dari berat higienis (berbeda untuk setiap produk) diperbolehkan. Dan penyimpangan ini sering mengatakan angka yang lebih kecil.
5. Produk Confectionery
Berbagai produk confectionery, ibarat croissant dan sweet rolls, hanya setengahnya yang benar-benar isi. Sementara kepingan pinggirnya dengan suntikan. Tentu saja, produsen melaksanakan ini untuk menghemat uang. Dan pembeli, berharap sanggup mendapat confectionery yang banyak isinya ibarat yang digambarkan pada bungkusnya.
6. Cokelat dengan Kacang
Salah satu rayuan anggun produsen cokelat ialah ‘banyak taburan kacangnya’. Padahal, kenyataannya cokelat hanya mengandung 3-5 kacang. Tentu saja kacang tersebut sanggup saja dari jenis yang rendah kualitasnya. Konsumen tak mungkin tahu perbedaannya, tapi harganya tetap saja 2-3 kali lebih mahal.
7. Chicken Nuggets
Meski namanya chicken nuggets, tapi tidak banyak mengandung daging ayam. Faktanya, Campuran untuk nugget klasik hanya terdiri dari 50% daging cincang ayam. Sisanya 50 persen ialah kedelai dan daging sapi.
8. Kopi Instan
Apapun yang mereka katakan dalam iklan, kopi instan tidak sanggup 100 persen alami kopi. Ya, kopi instan terbuat dari kacang alam yang digiling dan diolah dengan air panas. Kemudian mereka menjelma bubuk (kopi instan), butiran (butiran), atau beku dan dikeringkan (dikeringkan beku). Namun sebagai akhir dari proses ini, kopi kehilangan sebagian besar rasa dan aromanya. Kekurangan ini dikoreksi dengan santunan perasa.
9. Ice Tea
Ice tea terbuat dari ekstrak teh yang dimasak, dikeringkan, dan diubah menjadi bubuk. Setelah itu diangkut dan kemudian dibentuk dengan air.
Karena itu gelas yang diberi ice tea mengandung kurang dari 1 persen teh itu sendiri, dan sisanya ialah gula, air, dan perasa.
Jika keterangan komposisi tidak mengandung kata ekstrak teh, artinya ice tea hanya berisi air biasa yang dibentuk ibarat teh dengan santunan banyak sekali perasa.
Ice tea tidak mengandung daun segar dan biji teh alami – produsen memakai perasa (yang kadang tidak selalu alami).
10. Mentega
Tidak semuanya yang ada goresan pena mentega benar-benar mentega. Komposisi mentega alami sederhana yaitu susu utuh dan krim. Jika ramuan ini tidak tercantum dalam kemasannya, kemungkinan itu ialah margarin. Mentega sebetulnya tidak pernah hancur dan tidak melekat pada pisau jikalau gres diambil dari lemari es.
11. Makanan Beku
Saat menjual masakan beku, berat higienis produk sangat penting. Oleh sebab itu, untuk menaikkan harga, beberapa produsen menambahkan air ke kemasannya sebanyak hingga 50 persen dari berat aslinya.
Dalam beberapa kasus, selain air, kemasannya sanggup mengandung kepingan tak terpengaruhi lainnya. Akibatnya, konsumen hanya mendapat 25-35 persen dari produk bersih.
12. Air Kemasan
Kebanyakan air kemasan yang kita beli ialah air keran siap minum. Apapun mereknya, dikarenakan telah melalui banyak sekali tahap pembersihan, jumlah elemen yang berkhasiat dalam air tersebut berkurang menjadi nol.
13. Ketang Goreng
Penjual sering memakai teknik visualisasi dan perbandingan. Sisi psikologis kita diatur sedemikian rupa sehingga jikalau kita mempunyai 3 paket berbeda di depan kita, kita akan menentukan rata-rata. Namun, dalam kebanyakan kasus, rata-rata dan besar ialah sama.
Misalnya, tidak semua orang tahu bahwa di beberapa restoran masakan cepat saji, perbedaan antara paket kentang goreng besar dan menengah hanya pada kemasannya saja. Malah terkadang kemasan medium berisi lebih banyak kentang dibandingkan paket yang besar.
Sumber: dream.co.id
Tidak Ada Komentar